Selasa, 19 Agustus 2008

Menjadi Pemimpin

Mungkin, nama Christopher Morley tidak terlalu familiar ditelinga anda. Tetapi, setiap orang bisa belajar dari apa yang pernah dikatakannya : “The fellow who doesn’t need the boss, is often selected to be one”. Seseorang yang sanggup melakukan tugas-tugasnya, sekalipun tidak ada atasan yang mengawasi dan menunjukinya, seringkali adalah orang yang menjadi boss besar dikemudian hari.

Seorang pemimpin pasti bukan orang yang melakukan tugas dengan baik hanya jika ada orang yang mengawasinya, atau atasan yang setiap saat harus menunjukinya tentang ini dan itu. Seorang pemimpin, – seperti kata Christopher Morley tadi – tidak membutuhkan orang lain untuk memacu kinerjanya secara konsisten dan produktif. Seorang pemimpin adalah orang yang sanggup untuk tetap bertengger pada puncak kinerjanya; entah ada orang lain yang menyuruhnya untuk melakukan itu, atau tidak. Morley juga mengisyaratkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah sikap yang sangat pribadi. Karena, tak seorangpun mampu menumbuhkan sikap ini didalam diri seseorang, selain orang itu sendiri.

Apakah “pemimpin” menduduki jabatan penting dikantornya? CEO itu jabatan penting. Middle Management penting. Tetapi, mereka tidak bisa berbuat apa-apa tanpa staf yang melaksanakan konsep bisnisnya. Jadi, kepemimpinan tidak berhubungan langsung dengan jabatan. Ada sebuah cara sederhana, untuk mengukur apakah anda berbakat untuk menjadi pemimpin atau tidak. Tanyakan pada diri anda; Apakah atasan anda terbantu atau terbebani oleh anda ? Apakah kelompok anda terangkat atau terpuruk karena anda? Apakah, sesuatu menjadi lebih baik atau lebih buruk ditangan anda? Apakah anda ‘sekedar’ bekerja atau melengkapinya dengan nilai-nilai keutamaan. et cetera.

Apakah “kepemimpinan” muncul dengan sendirinya? Sama sekali tidak. Anda harus menanam benihnya terlebih dahulu. Dan menyiraminya setiap hari. Anda perlu berlatih untuk mematangkannya. Anda perlu bereksperimen untuk mengetahui mana yang positif dan mana yang hanya membuang sumberdaya saja; alias sekedar indah & nikmat melakukannya, tetapi tidak memberi anda manfaat dan nilai tambah apa-apa. Pendek kata: Anda perlu menciptakannya sendiri.

Setiap orang memiliki kesempatan untuk itu, tetapi hanya sedikit saja yang mau memanfaatkannya. Dan kalau saja anda membutuhkan tempat latihan untuk itu; anda tidak usah mencari ketempat manapun didunia ini, kecuali pada tempat dimana saat ini anda berada. Pikirkan, apa yang bisa anda lakukan untuk memberikan sebuah perbedaan positif disana. Lalu lakukanlah. Anda tidak perlu takut, sebab sekalipun mungkin pada awalnya anda gagal; setiap kegagalan yang terjadi, akan membuahkan pelajaran berharga. Dan membantu anda untuk tumbuh dan berkembang, hingga akhirnya anda memiliki kualitas kepemimpinan yang tinggi itu. Dijamin.

Hore
Hari Baru!

Catatan kaki:

  1. Kita sering terjebak pada jabatan. Jabatan sama sekali tidak menujukkan kualitas kepemimpinan seseorang. Banyak orang dengan jabatan tinggi, tetapi tidak memiliki kualitas kepemimpinan yang memadai. Tetapi, kita bisa menemukan orang-orang yang tidak menyandang jabatan tinggi; akan tetapi, orang-orang disekitarnya tidak meragukan kualitas kepemimpinannya.
  2. Banyak orang yang menunggu dipromosikan terlebih dahulu, baru kemudian menunjukkan kualitas kepemimpinannya. Sebuah kekeliruan besar. Justru ketika anda tidak memegang jabatanlah saat terbaik bagi anda untuk menunjukkan siapa pemimpin yang sesungguhnya.

Catatan dibawah kaki:

  1. Masih perlukah carrier path yang jelas? Merubah diri kita? Atau merubah pemimpin kita?
  2. Mari tunjukkan bahwa kita ini sebenarnya bertalenta jadi pemimpin, bukan cuma kuli yang disuruh dan manut saja.




1 komentar:

Fakultas Ekonomi Universitas Trunajaya mengatakan...

Saya anggap bahwa tulisan ini sangat bagus .dan perlu untuk simpan sebagai file untuk keperluan enterprenur.
Buat mas Greweng Bravo buat anda.
Merdeka......merdeka.........Katakan dengan Pena