Selasa, 19 Agustus 2008

Cara Cerdik Menggunakan Plastik

Beberapa jenis plastik di rumah tangga, terutama kemasan makanan dan minuman, punya risiko membahayakan kesehatan manusia. Sebelum menggunakannya, pilih dulu dengan bijaksana.

Siapa sih yang bisa bilang hidupnya bebas dari plastik? Setiap hari, barang-barang di sekitar kita, termasuk barang yang kita kenakan, terbuat dari plastik. Bungkus makanan, botol minum, keranjang sampah, perangkat elektronik, mainan anak, alat tulis, dan sebagainya. Bisa panjang sekali kalau daftar ini diteruskan.

Plastik sangat luas digunakan karena bahan ini kuat, tahan lama, ringan, dapat dibentuk apa saja, tidak tembus cairan, dan yang terpenting: murah. Berbagai jenis plastik yang kita kenal berbahan dasar minyak bumi. Selain tidak dapat diperbarui, proses pembuatan sumber daya ini menjadi plastik butuh energi yang tidak sedikit. Limbah plastik pun menjadi salah satu bahan yang paling banyak mencemari bumi, karena ia tidak akan terurai sampai 1.000 tahun kemudian. Bayangkan betapa menggunungnya tumpukan sampah plastik yang akan terjadi!

Bahan kimia yang terkandung dalam plastik punya risiko membahayakan kesehatan manusia. Yang paling berbahaya antara lain Bisphenol A (BPA) yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan. Risiko gangguan kesehatan yang dibawa plastik ini akan lebih besar dampaknya bagi anak-anak, karena organ tubuh mereka masih lemah dan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.

Paparan kandungan kimia berbahaya ke dalam tubuh harus diwaspadai pada pemakaian kemasan makanan dan minuman berbahan plastik. Pada kondisi tertentu, misalnya pemanasan alat makan, dapat memicu terjadinya reaksi kimia yang membuat plastik melepaskan sebagian zat-zat kimianya. Namun jenis plastik yang beredar di pasaran banyak jenisnya, dan masing-masing jenis itu kadar kimianya berbeda-beda. Ada plastik yang termasuk kategori aman, ada juga yang cukup berbahaya, apalagi jika mendapat perlakukan tertentu.

Sebagai konsumen, bagaimana kita mengidentifikasi jenis plastik mana yang harus dihindari dan jenis mana yang aman? Produsen plastik sebenarnya telah memiliki sebuah standar yang membantu konsumen. Standar ini dikembangkan oleh asosiasi industri plastik di AS pada tahun 1988. Kode yang mengacu pada standar ini biasanya ada di bagian bawah produk, berupa cetakan timbul bergambar panah-panah yang membentuk segitiga (seperti simbol daur ulang) dengan sebuah angka di dalamnya. Di bawah segitiga itu kadangkala ada inisial yang menunjukkan kandungan kimianya. Berikut ketujuh jenisnya.

Kode 1 Polyethylene Terephalate (PET atau PETE)
Air minum kemasan menggunakan wadah plastik bening jenis ini. Kemasan ini dibuat untuk sekali penggunaan. Habiskan isinya segera sebab semakin lama kandungan kimia yang terlarut semakin banyak.

Kode 2 High Density Polyethylene (HDPE)
Banyak ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat yang tidak tembus pandang.

Kode 3 Polyvinyl Chloride (PVC)
Jenis ini biasanya digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan kemasan untuk produk bukan makanan. PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya. Beberapa negara Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk bahan mainan anak di bawah 3 tahun.


Kode 4 Low Density Polyethylene (LDPE)
Plastik untuk membungkus, misalnya sayuran dan daging beku, terbuat dari jenis ini.

Kode 5 Polypropylene (PP)
Kemasan makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan plastik jenis ini.

Kode 6 Polystyrene (PS)
Jenis ini termasuk kemasan sekali pakai. Contohnya gelas dan piring makanan styrofoam, sendok dan garpu plastik yang biasa ada pada kotak makanan. Kotak CD juga mengandung polystyrene. Kandungan bahan kimia plastik jenis ini berbahaya bagi kesehatan. Jika makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini, styrene dari kemasan langsung berpindah ke makanan.

Kode 7 untuk jenis lainnya.
Kategori ini mencakup semua jenis plastik yang tidak termasuk dalam keenam kategori di atas. Namun bukan berarti plastik jenis ini aman sebagai wadah makanan, karena di dalam kategori ini termasuk polycarbonate yang dapat melepaskan BPA. Di dalam kategori ini juga ada bioplastik yang terbuat dari tepung jagung, kentang, atau tebu. Bioplastik aman sebagai kemasan makanan dan ia pun dapat terurai secara biologis.

Dengan standar seperti itu, kita sebagai konsumen dapat memilih mana produk kemasan makanan yang cukup aman digunakan, apalagi demi kesehatan anak-anak. Jika memungkinkan, carilah kode 2, 4, dan 5. Untuk kode 7, pastikan bahannya tidak mengandung polycarbonate. Kalau harus mengonsumsi makanan dari kemasan plastik berkode 1, 3, 6, dan 7 (yang kita tidak yakin kandungannya), gunakan betul-betul sesuai anjuran. Misalnya, tidak berulang kali menggunakan botol PET yang dibuat untuk sekali pakai atau memanaskan makanan di wadah plastik yang tidak untuk keperluan itu.

Selain itu, hanya gunakan plastik kalau sudah tidak ada lagi pilihan lain. Pilihan yang relatif aman sebagai alat makan dan minum adalah gelas (kaca) atau keramik. Kalau takut pecah, gunakan saja alat makan dari stainless steel. Dengan “menghemat” pemakaian plastik, selain meminimalkan risiko gangguan kesehatan, kita sudah mengurangi jumlah limbah yang baru akan terurai 1.000 tahun lagi.

Ada Apa Dengan Kantong Plastik
Ada Apa dengan Kantong Plastik

Dalam satu tahun, 1 triliun kantong plastik digunakan oleh dunia
Setiap orang menggunakan sekitar 170 kantong plastik tiap tahun
Ini berarti setiap satu menit-nya 2 juta kantong plastik yang dibuang
Kantong plastik terbuat dari polyethene (PE), suatu bahan thermoplastic yang lebih dari 60 juta ton bahan ini diproduksi setiap tahun di seluruh dunia terutama menjadi kantong plastik
Untuk memproduksi 1 ton plastik diperlukan 11 barel minyak mentah (BBM)
Di negara-negara maju, penggunaan kantong plastik belanja di toko dan supermarket mulai dibatasi dan digantikan dengan kantong kain
Di San Francisco (AS), toko dan supermarket yang masih menyediakan kantong plastik dikenakan denda $100 (hampir Rp 1 juta) untuk pelanggaran pertama kali, dan meningkat denda $200 untuk pelanggaran berikutnya dan jika masih melanggar dikenanakan denda $500
Di Australia, toko-toko menjual “tas belanja dari kain” dengan harga yang sangat murah namun bisa dipakai berkali-kali
Di Perancis, supermarket seperti Carrefour “memaksa” konsumennya untuk membeli tas kain ramah lingkungan
Di Inggris, beberapa supermarket besar memberi discount khusus senilai 1-4 Poundsterling bagi pembeli yang membawa tas sendiri dari rumah
Di Bontang, masih banyak yang ngasih bonus kantong plastic tiap kita beli sesuatu di took
Di KPI, masih bersliweran kantong plastic untuk bungkus makan, bungkus dokumen, bungkus susu, dll walaupun juga masih ada yang makan pakai bungkus daun, itu lebih baik !!
Apa “Dosa” Kantong Plastik, sehingga kita harus mengurangi pemakaian Kantong Plastik ?

Kantong plastik tergolong “barang sekali pakai” sehingga memperbanyak sampah. Kalau kita belanja bulanan di supermarket, sekali belanja kita akan memakai paling tidak 4 kantong plastik dalam berbagai ukuran. Jakarta menghasilkan sekitar 6.000 ton sampah setiap hari, yang lebih dari setengahnya adalah sampak non-organik terutama plastik dan kertas. Sampah kantong plastik yang dibuang di Jakarta dapat menutupi 2600 lapangan sepakbola
Kantong plastik baru bisa terurai di alam dalam waktu 500 - 1.000 tahun, sehingga jika tercecer di tanah akan merusak lingkungan, menghambat peresapan air, menyebabkan banjir, dan merusak kesuburan tanah. Pemerintah Bangladesh melarang kantong plastik karena dianggap sebagai penyebab banjir di musim hujan
Sekitar 3% plastik di dunia berakhir sebagai sampah yang terapung-apung di permukaan air, termasuk di laut yang menyebabkan kematian banyak ikan paus dan penyu karena sampah plastik tersangkut di pencernaan mereka
Hanya 1% kantong plastik bekas yang dapat didaur ulang, terutama karena sulitnya memilah berbagai jenis plastik yang digunakan dan tak sebandingnya biaya daur ulang dengan harga jualnya, sehingga hampir semua kantong plastik menjadi sampah. Pemulung saja tidak ingin mengambil sampah kantong plastik!
Untuk memproduksi plastik, setiap tahunnya diperlukan 12 juta barel minyak yang menghasilkan emisi gas rumah kaca cukup besar, ditambah lagi sekarang terjadi krisis minyak yang mengakibatkan melambungnya harga BBM, yang imbasnya mrembet kemana-mana sampai-sampai tunjangan juga harus ikut dinaikkan, hahaha….

Apa yang Bisa Kita Lakukan ?

Bantu selamatkan bumi dengan membawa tas sendiri saat berbelanja ke supermarket atau ke pasar tradisional (Ingatlah kebiasaan baik dari ibu atau nenek kita yang selalu berbelanja ke pasar tradisional dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah). Sebaiknya gunakan Tas Ramah Lingkungan yang terbuat dari bahan kain yang dapat didaur-ulang. Bawalah selalu tas ramah lingkungan itu di mobil atau di tas Anda agar selalu tersedia kapan pun Anda membutuhkannya. Jadi tidak alasan, Anda terpaksa menerima kantong plastik
Jika hanya membeli sedikit, tolaklah pemberian kantong plastik dari toko dan masukkan barang belanjaan ke dalam tas Anda sendiri. Ingat, kantong kresek adalah “bonus” yang tak berguna
Kurangi penggunaan kantong plastik kresek SEKARANG JUGA Jika belum dapat menghentikan secara total, lakukanlah secara bertahap, misalkan hanya digunakan untuk membuang sampah (menjadi plastik sampah) Jangan jadi “penimbun” dan “kolektor” kantong plastik tak terpakai yang memenuhi rumah Anda. Segera enyahkan dari rumah Anda.
Anjurkan keluarga, teman, dan tetangga untuk mengurangi pemakaian kantong plastik, dengan menjelaskan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Jadilah “agen” penyelamat lingkungan.

Dengan mengubah kebiasaan kecil, Kita akan berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Anda bisa jika Anda mau dan peduli. Mulai dari diri kita, dari Trunojoyo untuk alam bumi…

Tidak ada komentar: